Minggu, 12 Juli 2009

LAPORAN SINGKAT POKJA KESETARAAN DAN KEADILAN GENDER KOTA BAU-BAU


Program Pengarustamaan gender Bidang Pendidikan
.
Untuk program pendidikan yang berkeadilan gender, target yang telah disepakati dalam Konversi Dakar adalah :
1. Menjamin bahwa menjelang tahun 2015 semua anak, khususnya anak perempuan, anak-nak dalam keadaan yang sulit dan mereka yang termasuk etnik minorotas, mempunyai akses yang sama untuk menyelesaikan wajar pendidikan dasar dengan kualitas yang baik.
2. Mencapai 50 % pada tingkat keniraksaraan orang dewasa menjelang tahun 2015, terutama bagi kaum perempuan, dan akses yang adil pada pendidikan dasar dan pendidikan berkelanjutan bagi semua orang dewasa.
3. Penghapusan kesenjangan gender pada pendidikan dasar dan menengah pada tahun 2005 dan mencapai kesetaraan gender dalam pendidikan PAUD tahun 2015 dengan fokus pada kepastian sepenuhnya bagi anak perempuan terhadap akses dalam memperoleh pendidikan dasar yang bermutu.
Dari berbagai referensi yang didapat, gender didefinisikan sbb :
.
Gender adalah perbedaan peran dan kesempatan antara laki-laki dan perempuan oleh kehidupan keluarga dan masyarakat sebagai hasil konstruksi sosial yang dapat berubah dan diubah. sesuai jaman.
.
Indikator keberhasilan Program kesetaraan dan Keadilan Gender ini adalah :
a. Indeks Paritas/Keseimbangan (Parity Index)
b. Disparitas terhadap angka partisipasi jenjang pendidikan pra sekolah, SD, SLTP dan SM
c. Presentase Penduduk Buta Aksara.
.
Berbagai program yang telah dilaksanakan di Kota Bau-Bau berkaitan dengan program kesetaraan dan keadilan gender adalah :
1. Advokasi kepada pihak berkepntingan melaksanakan perencanaan dan pelaporan kegiatannya dibuat berwawasan gender
2. Pengarusutamaan Gender di bidang pendidikan
3. Penuntasan Wajar Pendidikan Dasar yang responsif terhadap Gender.
4. Sosialisasi kesadaran gender kepada masyarakat.
.
Laporan Kinerja Pokja Kesetaraan Gender Kota Bau-Bau
Tahun Pelajaran 2008/2009
.
1. Pemerataan dan Perluasan Akses.
.
Penduduk :
1. Penduduk Usia 5-6 Tahun (TK), L = 2.731 orang, P = 2.798 orang
2. Penduduk Usia 7-12 Tahun (SD), L = 9.638 orang, P = 9.777 orang
3. Penduduk Usia 13-15 Tahun (SMP), L = 4.337 orang, P = 4.582 orang
4. Penduduk Usia 16-18 Tahuh (SM), L = 4.188 orang, P = 4.302 orang

Siswa
1. Siswa Usia 5-6 Tahun (TK), L = 1.647 orang, P = 1.664 orang
2. Siswa Usia 7-12 Tahun (SD), L = 9.448 orangm, P = 8.680 orang
3. Siswa Usia 13-15 Tahun (SMP), L = 3.944 orang, P = 3.860 orang
4. Siswa Usia 16-18 Tahuh (SM), L = 4.757 orang, P = 4.459 orang

Angka Partisipasi Kasar (APK) Penduduk usia sekolah memasuki jenjang pendidikan yang sesuai.
1. APK P. Usia 5-6 Tahun (TK), L = 56,19, P = 55,50
2. APK P. Usia 7-12 Tahun (SD), L = 117,54, P = 106,15
3. APK P. Usia 13-15 Tahun (SMP), L = 97,70, P = 94,56
4. APK P. Usia 16-18 Tahuh (SM), L = 113,59, P = 103,65

Dari data di atas dapat dilihat bahwa APK pada jenjang Pra Sekolah dan Sekolah Dasar laki-laki lebih tinggi dari pada perempuan (TK/RA = 56,19 laki-laki, 55,50 perempuan), dan (SD/MI = 117,54% laki-laki, 106,15% perempuan), demikian pula pada jenjang Sekolah Menengah (SMU/MA/SMK = 113,44% laki-laki, 103,63% perempuan). Sedangkan pada jenjang SLTP perempuan lebih tinggi dari pada laki-laki (SMP/MTs = 100,22% perempuan, 95,65% laki-laki).
.
2. Peningkatan Mutu
.
a. Tingkat keaksaraan Penduduk
Persentase kinerja angka melek aksara penduduk usia 10 tahun ke atas di Kota Bau-Bau dan tahun 2002, 2003, 2004, 2005, 2006, 2007, 2008 terjadi penurunan. Penduduk buta aksara. perempuan lebih tinggi dibandingkan dengan buta aksara laki-laki.
Gambaran Kinerja angka melek aksara penduduk usia 10 tahun ke atas, tahun 2001 sd. 2008 sebagai berikut :
1. Tahun 2002 : L = 1.185 orang, P= 1.504 orang, jlh = 2.689 orang
2. Tahun 2003 : L = 1.122 orang, P= 1.453 orang, jlh = 2.575 orang
3. Tahun 2004 : L = 1.018 orang, P= 1.406 orang, jlh = 2.424 orang
4. Tahun 2005 : L = 1.003 orang, P= 1.254 orang, jlh = 2.257 orang
5. Tahun 2006 : L = 929 orang, P= 1.075 orang, jlh = 2.004 orang
6. Tahun 2007 : = 538 orang, P= 558 orang, jlh = 1.096 orang
7. Tahun 2008 : L = 314 orang, P= 311 orang, jlh = 625 orang
Sumber Data : Dinas Pendidikan Kota Bau-Bau
.
b. Proporsi Tenaga Pendidik Tahun Pelajaran 2008/2009.
Pada jalur pendidikan formal jenjang pendidikan TK/RA, SD/MI dan SMP/MTs proporsi tenaga pendidika perempuan lebih banyak dari pada laki-laki, pada jenjang pendidikan SMU/SMK dan Non Formal proporsi laki-laki lebih banyak dari pada perempuan., seperti tergambar dalam data berikut :
.
1. Pendidikan Formal
a. TK/RA : L = 12 orang, P = 350 orang, Jumlah = 362 orang
b. SD/MI : L = 350 orang, P = 656 orang, Jumlah = 1.006 orang
c. SMP/MTs : L = 263 orang, P = 353 orang, Jumlah = 616 orang
d. SMA/SMK : L = 421 orang, P = 300 orang, Jumlah = 721 orang
.
2. Pendidikan Non Formal
a. KF : L = 20 orang, P = 16 orang, Jumlah = 36 orang
b. PAUD : L = 25 orang, P = 33 orang, Jumlah = 57 orang
c. Paket A : L = 8 orang, P = 6 orang, Jumlah = 14 orang
d. Paket B : L = 8 orang, P = 4 orang, Jumlah = 12 orang
e. Paket C : L = 5 orang, P = 3 orang, Jumlah = 8 orang
Sumber Data : Dinas Pendidikan Kota Bau-Bau
.
c. Angka Naik Tingkat, Mengulang, Putus Sekolah dan efisiensi
Tahun Pelajaran 2008/2009
.
1. Rata-rata Prosentase Tingkat pada SD/MI
Naik Tingkat : L = 90,07%, P = 92,16%
Mengulang : L = 7,72%, P = 5,96%
Putus Sekolah : L = 2,21%, P = 1,88%
Bertahan : L = 93,91%, P = 94,72%
Efisiensi : L = 84,84 %, P = 88,37%

2. Rata-rata Prosentase Tingkat pada SMP/MTs
Naik Tingkat : L = 96,41%, P = 96,64%
Mengulang : L = 1,79%, P = 1,71%
Putus Sekolah : L = 1,80%, P = 1,66%
Bertahan : L = 98,24%, P = 98,47%
Efisiensi : L = 95,36%, P = 95,95%

3. Rata-rata Prosentase Tingkat pada SMA/MA/SMK
Naik Tingkat : L = 95,77%, P = 96,68%
Mengulang : L = 0,73%, P = 0,85%
Putus Sekolah : L = 3,50%, P = 2,47%
Bertahan : L = 96,66%, P = 97,39%
Efisiensi : L = 92,72%, P = 94,68%
Sumber Data : Dinas Pendidikan Kota Bau-Bau

3. Tata Kelola

Data yang disajikan pada bagian ini adalah data gender yang berpengaruh pada perencanaan dan pengambilan kebijakan pendidikan terutama yang responsif gender :

a. Data Pegawai Negeri Sipil (PNS) menurut Eselonisasi :

Eselon II : L = 29 orang, P = 0 orang, Jumlah = 29 orang.
Eselon III : L = 113 orang, P = 21 orang, Jumlah = 134 orang.
Eselon IV : L = 280 orang, P = 189 orang, Jumlah = 469 orang.
Eselon V : L = 9 orang, P = 2 orang, Jumlah 11 orang.

b. Data Pegawai Negeri Sipil (PNS) menurut Golongan :

Golongan IV : L = 525 orang, P = 459, Jumlah = 984 orang.
Golongan III : L = 1.038 orang, P = 1.267 orang, Jumlah = 2.305 orang.
Golongan II : L = 568 orang, P = 855 orang, Jumlah = 1.423 orang.
Golongan I : L = 17 orang, P = 1 orang, Jumlah = 18 orang.

c. Anggota Legislatif :

PPP : L = 4 orang, P = 1 orang, Jumlah = 5 orang.
PD : L = 4 orang, P = 0 orang, Jumlah = 4 orang.
PBB : L = 2 orang, P = 1 orang, Jumlah = 3 orang.
Golkar : L = 2 orang, P = 0 orang, Jumlah = 3 orang.
PDI-P : L = 2 orang, P = 0 orang, Jumlah = 2 orang.
PAN : L = 2 orang, P = 0 orang, Jumlah = 2 orang.
PPD : L = 2 orang, P = 0 orang, Jumlah = 2 orang.
PKS : L = 2 orang, P = o orang, Jumlah = 2 orang.
PPPI : L = 1 orang, P = o orang, Jumlah = 1 orang.
PIS : L = 0 orang, P = 1 orang, Jumlah = 1 orang.
PNBK : L = 1 orang, P = 0 orang, Jumlah 1 orang.
.
Dari data di atas dapat dilihat bahwa partisipasi perempuan dibidang mutu dan efisiensi pendidikan lebih baik dibanding laki-laki.
.
Permasalahan
.
Dari data dan informasi di atas ada beberapa permasalahan yang ditemui dalam penyelenggaraan program kesetaraan dan keadilan gender di Kota Bau-Bau adalah :
a. Belum ada respon yang maksimal dari beberapa instansi yang kegiatannya terkait gender dalam menyusun rencana dan laporan yang resposiv gender sehingga informasi partisipasi perempuan dibidang pemerintahan, ekonomi, politik dan lain-lain belum diketahui.
b. Pada jenjang pendidikan Pra Sekolah, Sekolah Dasar dan Sekolah Menengan Akses pendidikan bagi laki-laki lebih tinggi dibanding perempuan kecuali pada jenjang Sekolah Menengah Pertama perempuan lebih tinggi dibanding laki-laki. Belum ada kesetaraan dalam perluasan dan pemerataan pendidikan yang responsiv gender.
c. Pada mutu dan efisiensi siswa perempuan lebih baik dibanding siswa laki-laki.
d. Ada ketidak seimbangan antara guru laki-laki dan Guru perempuan, guru perempuan terlalu banyak dibanding guru laki-laki sehingga dapat mempengaruhi efektifitas penyelenggaraan pendidikan.
e. Pejabat esolon masih didominasi oleh kaum laki-laki.
f. Komposisi anggota legislatif belum memenuhi ketentuan 30 % perempuan.
g. Sosialisasi pengarustamaan gender di kalangan masyarakat masih kurang.
.
Rekomendasi
.
a. Meningkatkan advokasi dan sosialisis kepada pihak-pihak terkait untuk melaksanakan perencanaan dan pelaporan yang responsiv gender.
b. Meningkatkan akses pendidikan yang lebih tinggi bagi anak perempuan.
c. Menemukan masalah rendahnya mutu dan efisiensi siswa laki-laki dibanding siswa perempuan.
d. Memperhatikan keseimbangan penempatan dan pengadaan tenaga pendidik (guru) agar sesuai dengan kebutuhan lembaga pendidikan.
e. Pada tingkat pejabat perencana dan pengambil kebijakan di eksekutif perlu ada keseimbangan antara laki-laki dan perempuan.
f. Pada tingkat Legislatif agar partai memperhatikan dukungan pada perempuan menjadi anggota DPRD.
g. Melakukan sosialisasi pengarusutamaan gender.
.
Bau-Bau, Juni 2009.
Pokja Kesetaraan dan keadilan Gender

Dra. Wa Ode Asmahani, M.Si
Ketua



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berikan Komentar